Senin, 04 April 2016

Minta uang Jajan Dooong...

Kalau lihat uang jajan anak jaman sekarang, wuih lebih besar dari gaji pertama kakek saya dulu waktu baru kerja.(slip gaji)

Ngiri? Gak lah, wong yang namanya mata uang itu kan temenan baik sama inflasi. Mau tau berapa jajan saya waktu sekolah dulu? Nih dia...

Pertama dikenalin sama uang, mulainya ya dikasih receh dulu, itu juga baru dikasih setelah kelas 1 SD (waktu TK saya gak dapet uang jajan). Paling banyak saya dapat sehari 50 rupiah saja.

Jaman sekarang pastinya  sekeping uang receh saya itu gak ada nilainya, tapi jaman saya sekolah, dengan satu keping koin senilai 5 rupiah saja misalnya, udah dapet sebuah es mambo atau sebutir permen karet aneka warna.

Dukanya pegang uang receh ini adalah kalo pas tali sepatu lepas dan spontan menunduk membenarkan tali sepatu, kelupaan nyakuin receh, tinggg...jatuh dari saku dan terkadang menggelinding entah kemana...hiks.

penampakan uang jajan perdana saya tempo hari minus yang 100 rupiah
(photo credit:merdeka.com)
Hayo, siapa yang masih simpan uang logam ini? Saya masih loh, nemu di sisa celengan masa kecil saya yang masih disimpan dengan apik oleh Mama, buat kenang-kenangan katanya. Oh...hugs Mom.

Saat naik ke kelas 4 SD, uang jajan kami bersaudara ikut naik kelas menjadi seratus hingga dua ratus rupiah, kadang berupa koin, kadang uang kertas berwarna merah, tadaaaa...

 Begitu juga setelah masuk SMP, ditukar lagi warnanya menjadi hijau (500 perak). Dan saat Papa saya sedang ada rejeki lebih, suka diganti jadi warna biru bergambar Dr.Sutomo, salah satu pahlawan perintis kemerdekaan kita (yang gak tau buka lagi buku pelajaran sejarahnya ya...). Makasih Papa...




 






Setelah naik kelas, warna biru itu resmi menetap di kantong seragam SMP saya, cuma tukar gambarnya doang. Hayo, gambarnya siapa yang ada di dalam uang seribu rupiah ini? Hehee...

Gitu deh, secara bertahap, setiap naik kelas, uang saku saya dinaikkan nilainya mengikuti laju inflasi mata uang. Pas SMA sih foto Teuku Umar atau Kartini ini yang jadi favorit, tersimpan di saku seragam sekolah saya.

Sebenarnya saya lebih suka menyebutnya uang saku, karena saya termasuk anak manis (ehm) yang lebih sering memilih uang jajannya ditabung, dimasukkan ke celengan untuk nantinya membeli barang yang saya sukai seperti buku cerita atau sesuatu yang harganya cukup mahal buat saya waktu itu.
Apa gak lapar saat jam istirahat? Syukurnya tidak karena setiap hari Mama saya tidak pernah absen menyiapkan sarapan dan membawakan bekal untuk kami. Jadi, rasanya perut saya sudah terlalu kenyang untuk jajan. Sangat jarang saya menggunakan uang saku saya untuk beli jajanan. Peluk cium untuk Mama dan Papa.

1 komentar:

  1. Hanya dengan Modal 15.000
    kamu bisa menjadi Jutawan dengan cepat.
    Ayo tunggu apa lagi segera daftarkan diri anda segera
    hanya di situs Arus Poker
    Situs terbaik dan terpercaya di Indonesia
    Kamu juga berkesempatan mendapatkan bonus Turn Over 0.5 %
    dan Referal sebesar 20 %
    Kamu berkesempatan memenangkan Jackpot Hingga jutaan rupiah.
    Ayo tunggu apa lagi segera daftarkan diri anda segera
    hanya di situs Arus Poker
    https://arusball365.wixsite.com/pkvgames

    BalasHapus